Image source: motogp.com |
Apakah Anda nonton 3 race terakhir MotoGP? Belum? Ngfufufu, kasihan sekali.
Motegi, Phillip Island, kemudian Sepang. Saya yang notabene lebih menggemari F1 saja sampai terheran-heran. Inilah seharusnya sebuah Grand Prix itu. (Maaf F1, saya harus mengakui MotoGP memang lebih unggul). 3 race terakhir itu punya kesamaan: banyaknya overtake nan spektakuler dan tidak ada yang bisa memprediksi siapa yang akan memenangi race tersebut.
Headline utamanya memang Marquez vs Dovizioso, tetapi saya lebih tertarik mengomentari The Doctor Valentino Rossi. Terjatuh di Motegi, menyerang habis-habisan di Phillip Island, dan meski pun sudah berusaha keras, tapi tetap tidak kompetitif di bawah guyuran hujan di Sepang. Apa pun hasil akhirnya, menyenangkan melihat dia membalap di lintasan. Bagi saya, siapa pun juaranya, balapan selesai begitu Rossi terjatuh.
Rossi tahun ini berusia 38 tahun dan dia punya 1 tahun lagi kontrak bersama Yamaha. Artinya dia akan berusia 39 tahun saat kontraknya bersama Yamaha habis. Meski pun demikian, dia belum menunjukkan tanda-tanda untuk pensiun dan besar kemungkinan dia akan memperpanjang kontraknya setidaknya 1 tahun lagi. Saya pribadi berpendapat dia masih penasaran dengan La Decima. Gelar Juara Dunia kesepuluh yang begitu dekat pada tahun 2015 hanya untuk digagalkan oleh Lorenzo featuring Marquez. Seandainya dia menang di tahun 2015 lalu, bukan tidak mungkin kita akan melihat duet Vinales dan Zarco tahun ini di tim pabrikan Yamaha tahun ini.
Kemudian timbul pertanyaan besarnya: Setelah Rossi, lalu siapa?
Rossi lah yang membuat saya menyalakan tv dan menonton MotoGP di setiap serinya. Dia pula lah yang membuat saya secara rutin mengecek hasil Free Practice yang dulu saya anggap tidak penting hanya untuk memprediksi di baris mana dia akan start di hari Minggu.
Rossi lah yang membuat saya menyalakan tv dan menonton MotoGP di setiap serinya. Dia pula lah yang membuat saya secara rutin mengecek hasil Free Practice yang dulu saya anggap tidak penting hanya untuk memprediksi di baris mana dia akan start di hari Minggu.
Juara Dunia bertahan adalah Marc Marquez, dan hampir bisa dipastikan dia akan menjadi Juara Dunia lagi tahun ini. Logikanya, Marquez lah yang seharusnya bisa menggantikan Rossi sebagai ikon MotoGP. Tapi siapa tahu Anda lupa, Marquez was booed by the crowd on the podium at Phillip Island! Bayangkan bila Rossi yang menang, mungkin penerbangan akan terganggu karena banyak asap kuning membumbung di udara. Ya, Marc Marquez memang bertalenta dan menurut saya dialah pebalap terbaik di grid MotoGP saat ini. Dia sangat layak menjadi Juara Dunia dan memiliki mentalitas luar biasa untuk menang.
But why the hell Marquez was booed?
Jawabannya sederhana saja: Tidak semua orang menyukai Marquez. Sebaliknya, kebanyakan orang menyukai Rossi. Jika anda bertanya random kepada orang siapa pebalap MotoGP yang mereka tahu, saya berani bertaruh yang pertama kali terlintas di kepala mereka adalah Valentino Rossi. Kita tahu Barry Sheen, Kenny Roberts, Mick Doohan, dan banyak legenda MotoGP lainnya, tetapi untuk saat ini yang paling terang diantara semua adalah Valentino Rossi.
Bila tidak ada Rossi, lalu saya nonton siapa?
Awalnya saya berharap banyak pada Marco Simoncelli, tetapi sayangnya dia keburu pergi sebelum bisa bersinar lebih banyak. Kemudian ada Marquez, tetapi pada tahun 2015 dia berkomplot dengan Lorenzo (salah satu tokoh antagonis di grid) dan popularitasnya menurun. Selain Marquez sekarang kita punya Zarco, Vinales, dan tentunya Dovizioso. Tetapi tidak ada yang benar-benar punya aura bintang sekelas Rossi. Tahun depan ada Franco Morbidelli naik kelas, tetapi dari gaya balap dia di Moto2, kelihatannya dia tidak akan seperti Marquez di tahun pertamanya di MotoGP. Harapan besar saya justru tertumpu pada Juara Dunia Moto3 tahun ini, Joan Mir. Mir akan naik ke Moto2 tahun depan dan saya berharap dia bisa bicara banyak.
Bila Rossi benar pensiun, tentunya akan ada periode peralihan. Saya harus membiasakan diri tidak melihat nomor 46 di grid. Akan ada slot kosong di hati ini dan mungkin saya akan bingung mau menyemangati siapa saat balapan, sama seperti ketikaMichael Schumacher pensiun dulu. Meski pun saya sangat ingin terus melihat Rossi balapan, tetapi tentunya tidak ada yang bisa mengalahkan usia. Terkadang yang terbaik memang kita harus merelakan orang yang kita cintai untuk pergi.
Tetapi, bagi saya untuk saat ini MotoGP adalah Valentino Rossi.
Comments
Post a Comment