MotoGP & F1 season finale, silly season, Felipe Massa pensiun, Formula E season opener, dan masih banyak lagi bahan yang bisa ditulis di blog ini. Tetapi saya sedang malas menulis dan kebetulan sedang sibuk juga. So, yeah. F1 New Logo Hal yang ramai dibahas belakangan ini adalah logo baru dari F1. Dari begitu banyaknya hal yang bisa dibuat ramai tetapi F1 fans justru meributkan logo yang dinilai jelek dan kurang ikonik. Saya pribadi menyukai logo tersebut, hanya saja saya tidak suka warnanya. Lebih baik warnanya biru seperti logo F2. F2 Logo Logo baru, owner baru, semangat baru. Liberty Group selaku pemegang hak komersial dari F1 sudah pasti tidak mau investasinya merugi dan harus cepat balik modal. Masalahnya adalah, pamor F1 sudah tidak seterang dulu. Dibandingkan dengan MotoGP sudah jelas kalah jauh. Bagi Anda yang menonton season finale MotoGP vs season finale F1, sudah pasti MotoGP lebih seru. Bahkan saya setengah tidur saat menonton Abu Dhabi Grand Prix (F1 seaso
Image source: motogp.com Apakah Anda nonton 3 race terakhir MotoGP? Belum? Ngfufufu, kasihan sekali. Motegi, Phillip Island, kemudian Sepang. Saya yang notabene lebih menggemari F1 saja sampai terheran-heran. Inilah seharusnya sebuah Grand Prix itu. (Maaf F1, saya harus mengakui MotoGP memang lebih unggul). 3 race terakhir itu punya kesamaan: banyaknya overtake nan spektakuler dan tidak ada yang bisa memprediksi siapa yang akan memenangi race tersebut. Headline utamanya memang Marquez vs Dovizioso, tetapi saya lebih tertarik mengomentari The Doctor Valentino Rossi. Terjatuh di Motegi, menyerang habis-habisan di Phillip Island, dan meski pun sudah berusaha keras, tapi tetap tidak kompetitif di bawah guyuran hujan di Sepang. Apa pun hasil akhirnya, menyenangkan melihat dia membalap di lintasan. Bagi saya, siapa pun juaranya, balapan selesai begitu Rossi terjatuh. Rossi tahun ini berusia 38 tahun dan dia punya 1 tahun lagi kontrak bersama Yamaha. Artinya dia akan berusia